Bima Raya, terletak di ujung timur pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Pada mulanya ketiga wilayah administratif ini merupakan kawasan yang satu, dibawah kekuasaan kerajaan-kerajaan lampau yang cukup mewarnai peta kekuasaan Indonesia Timur dan Selatan. Negeri yang secara geografis sangat strategis untuk lalulintas dagang jauh sebelum Republik Indonesia terbentuk dan pernah dikenal sebagai kawasan beradab tinggi di jamannya sehingga tak heran Bima pernah merajai zona laut maupun daratan hingga di Indonesia bagian Timur. Pertanyaannya, kapankan sesungguhnya Bima bermula? Dari sinilah kita membuka lembaran diskusi. Mari kita mulai.
Bima, apapun identitas daerahnya kala itu, jelas sudah berpenghuni jauh sebelum kekuasaan kerajaan berdiri. Menurut berbagai sumber sejarah yang masih kita gali terus, pada mulanya tanah Bima disebut negeri "Babuju" yang konon dari istilah inilah lahir identitas Mbojo (Sebutan lain dari Bima). Istilah "Babuju" atau Kabuju menurut bahasa Bima adalah dataran tinggi, tanah tinggi atau juga bermakna bukit. Ini sesuai dengan kondisi geografis Bima yang dilingkari oleh bukit-bukit dan banyak gunung.
Masyarakat Bima Lama (Babuju) adalah penganut animisme kuno, dimana meyakini ada kekuasaan / kekuatan gaib yang bersemayam di mata air, pepohonan dan batu-batu besar. Kekuatan gaib ini disebut Rafu atau Marafu. Sebutan tempat penghormatan pada kekuatan ini disebut Parafu. Marafu atau Parafu adalah agama asli suku Bima sebelum datang ajaran agama Samawi, khususnya Islam yang kini menjadi agama mayoritas masyarakat Bima. Jadi, adab masyarakat Bima kuno adalah masyarakat yang Theis, sudah mengenal ajaran dan meyakini akan adanya kekuatan gaib yang mengendalikan kehidupan, dalam bahasa modernya disebut Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sebagai masyarakat yang sudah hidup berkelompok, meskipun berpencar di tanah Bima yang luas, Bima memiliki struktur kekuasaan yang dikenal dengan kepala suku. Kepala suku ini memiliki kekuasaan yang otonom atas sebuah desa atau beberapa desa dengan saling menghargai wilayah kekuasaan masing-masing. Kepala Suku ini disebut Ncuhi. Selain berlaku sebagai kepala desa, Ncuhi juga merangkap tokoh spritual yang diyakini oleh masyarakat sebagai figur yang mengayomi rakyat dari bencana alam dan kesulitan lainnya (Meskipun ada sedikit penjelasan tentang Bima sebelum era Ncuhi, yaitu jaman Naka, namun era ini tidak banyak diulas minim literatur sehingga perlu kajian mendalam dulu).
Bila kerajaan baru dibentuk pada masa-masa abad 14, 15 atau juga abad 11 (yang nanti akan dibahas pada bagian 2), maka tata pemerintahan Ncuhi ini jauh lebih kuno yang bisa jadi telah berlangsung ribuan tahun lamanya. Kita masih harus melakukan riset yang serius untuk mengetahui persis hal tersebut, dengan melibatkan berbagai orang yang ahli dibidangnya. Salah satu cara untuk menggali sejarah masa lampau Bima pra kerajaan adalah dengan mengkaji budaya warisan asli masyarakat Bima lama yang dipandang belum terintervensi oleh kekuasaan sang Bima sendiri yang besar kemungkinan beragama Hindu / Buddha dan era Kesultanan abad 16 masehi.
Misalnya, aksara bima lama yang masih bisa diidentifikasi sudah ada sebelum penggunaan aksara Arab Melayu di istana Kesultanan, berbagai ritus, legenda dan nilai-nilai yang tertanam di masyarakat Bima yang diajarkan secara turun temurun.
Kita perlu bertanya, kenapa yang peduli dan serius menggali sejarah Bima adalah orang-orang dari Prancis dan Belanda jauh sebelum kita mengenal identitas budaya kita sendiri. Kenapa situs dan arsip-arsip sejarah lampau Bima di berbagai perpustakaan di Eropa tidak kita cari untuk kita bawa meskipun dalam bentuk foto copy. Dan kenapa masih ada intelektual yang berkata "untuk apa bicara sejarah yang sudah berlalu?"
----------
Dari catatan singkat bagian 1 ini, ada beberapa PR kita bersama yang perlu kita lakukan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya asal usul, riwayat leluhur kita agar kita menjadi bagian dari generasi / masyarakat yang hormat pada pendahulu yang melakukan rintisan, peletakan batu pertama bagi daerah yang kita sekarang bisa nikmati, membuka hutan menjadi kampung, membangun dataran keras menjadi sawah, membangun irigasi dll, serta masyarakat yang bangga akan sejarah sebagaimana yang terjadi di bangsa-bangsa besar dunia.....
2 komentar:
ba536 aj 1 black toe,yeezy 350 boost,jordan 4 catus jack,jordan 4 black cat,yeezy 700 mauve,jordan 1 mocha,yeezy 350 black,aj 1 royal,aj 1 off white
ok847 hugo boss kvepalai,puma uae,arc'teryx outlet,pandora canada,blundstoneskotilbudno,fila deutschland,fjallraven batoh,fila נעליים,altracanada oq315
Posting Komentar